FOR BEGIN

Mulailah menulis, mulai dengan hal-hal kecil dan dari hal sederhana. 

Mulailah menulis dengan begitu akan membuka cakrawala berpikirmu. 

Mulailah menulis untuk membuat sebuat kenangan dan mencatatkan diri bahwa dirimu pernah meninggalkan sesuatu yang dapat kau wariskan, yaitu tulisan. 

Mulailah menulis tanpa beban, tanpa pedulikan apakah tulisanmu bermakna atau tidak, yang penting mulai saja. Bukankah air tidak akan mengalir sampai kerannya dibuka? 

Mulailah menulis niscaya ide dan inspirasimu akan muncul seiring berjalannya waktu. 

Mulailah menulis karena tanpa menulis kau akan hilang dari pusara sejarah. Jadi, untuk yang pertama, mulailah menulis tentang dirimu. 


Dulu, saat SMP guru Bahasa Indonesiaku, yang bernama Ibu Aminah pernah memberikan komentar dari cerita yang kubuat. Kata beliau "Bagus, teruslah menulis dan membuat cerita, semoga suatu saat kau bisa menjadi seorang penulis". Saat itu aku senang mendengar pujian beliau, sempat terpikir untuk bisa menulis banyak hal, maka kumulai dengan menulis di buku diary. Aku ceritakan berbagai hal yang kualami. Namun, hal itu hanya berlangsung sampai aku kelas 3 SMA. Selebihnya buyar begitu saja dan aku tak lagi menulis. Maka mulai hari ini, aku ingin kembali memulai perjalananku dengan menuliskan kisahku. 

Terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara, tak membuatku menjadi anak yang manja. Aku terbiasa bekerja keras sedari kecil, bahkan untuk mencapai hal-hal yang kuinginkan semua tak bisa serta merta kudapatkan. Harus ada usaha dan efort yang lebih untuk mendapatkannya.

Terlebih ketika usiaku menginjak 13tahun dan ayahku berpulang kepangkuan Yang Maha Kuasa, maka si gadis kecil ini harus bekerja dengan ekstra keras untuk dapat mewujudkan setiap impian dan harapannya. 

Aku dibesarkan dalam keluarga sederhana. Bapak sebagai pedagang kelontong dan Ibu sebagai ibu rumah tangga. Sekalipun kami dari keluarga sederhana, tapi kasih sayang orang tuaku tak pernah sedikitpun berkurang. Mereka selalu mendukung pendidikanku. Bahkan aku kecil tak pernah diizinkan untuk membantu tugas rumah tangga, tugasku hanya belajar, belajar dan belajar. 

Suatu hari saat aku kelas 4 SD, di suatu sore sepulang mengaji. Sambil membuat lem kertas dari sagu bapak berkata "Nduk, besok kalau kamu besar, jadilah guru. Guru itu pekerjaan yang mulia, Jadilah seperti Bu Sri, yang selalu dirindukan anak-anak muridnya. Pokoknya kamu harus jadi orang, jangan jadi orang susah seperti bapak dan ibu". 

Semenjak itu bapak membuatkanku papan tulis dari bekas triplek yang sudah tidak terpakai dan membelikan kapur tulis, agar aku bisa belajar dengan mudah dan mengajak teman-temanku belajar bersama. Bapak juga kerap membelikan buku RPUL atau buku-buku latihan soal. Dalam alam bawah sadar itu termemori dalam otakku dan bisa jadi itulan doa bapak untukku, yang Allah kabulkan puluhan tahun kemudian, hingga aku menjadi seorang guru. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gabut Jadi Cuan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran